you'are the first people whom i like. :D (part Four) Posted by : Viechan Qiouppy

>>Cerita Sebelumnya<< : "jengg jengg., !!~ #hal yang paling ku ingat. "popy, Berdiri disana" perintah bu nasa, aku hanya menurut saja dan berdiri disana, tiba2, fajri datang ke arahku. a a a apa ini? apa apaan ini? ngapain dia datang? bawa bunga lagi, what? ohh noo.! tidakk, aku harus gimana? aku gak tau.! tiiiiidaaakk.!!!"

"heh begog.! ngapaen kau, pergi sana" bentakku pada fajri.
"tapi pop ini kan disuruh" jawabnya dengan polos.
"jangan maula, gak malu kau yah diliatin orang2 kek gini" suara ku melembut
"udala, trima aja, biar smuanya selesai" ujarnya
"GAK MAU, bukk. " aku melihat bu Nasa dengan wajah mau menangis.
"trima aja popy ^^" jawab ibu itu.
ihh, ibu ini, malah ikut2an, bukannya melarang Batinku.

"teeeriiiimaaa.. teeeriiimaaa,, teerriiimaaa.. " teriak teman2ku yang lain.
"fajrii..!! duduk kw ngasihnyaa.. jangan sama2 diri klen..!!" sahut salah satu temanku.
Oh my god, dy beneran duduk, uda kayak pangeran yang mau ngasih bunga sama seorang putri deh.

"terriimaa.. teeeriimaa.. teriiimaa."

Fajri sudah tak berkata2 lagi, tangannya tetap berpose seperti memberikan bunga.

"ibuuuukkk" aku melirik ibu itu dengan suara manja.
"terima aja" jawab ibu nasa.
"tapi jangan kami aja tonk bu" ujarku
"iyaa, nanti kawan2mu yang laen jga" jawab bu nasa

"HAH??!!" smua kawan2ku kaget.
"tunggu sebentar, ibu ambil kamera dulu" ujar bu nasa sambil beranjak menuju kamarnya
"buk buk.! jangan buk.! " aku berusaha mengejar bu nasa, tapi salah satu temanku menarikku.
"jangan pop, buat kenang2an," ujarnya
"tapi masa aku aja" jawabku ketus
"tapi kan kami juga nanti" jwbnya
"iya dehh" aku mengalah.

"nah, kamera siap, fajri, kasih bunganya," perintah bu nasa,
"pop, trima cepat" ujarnya.
"malu aku, ntar disorakin" jawabku
"udah, trima aja" jawabnya lagi
dengan ogah2an, aku menerima bunganya sambil menutup mata, dan JEPRETTT, silau blitz kamera itu membuat pandanganku kabur sesaat, dan saat kubuka mataku, smua orang bertepuk tangan sambil tertawa bahagia berbeda dengan hatiku yang ingin menjerit.

--bersambung--