Tugas bahasa Indonesia, membuat sinopsis Aku dan Sachie-chan, maaf, pengarangnya lupa haha ^^"v
Aku dan Sashi-Chan
Sashi adalah teman sebangkuku ketika baru masuk di SMU Darma. Dia adalah seorang keturunan jepang asli, terlihat dari kulitnya yang putih dan logat Tokyonya.
Tak terasa sudah 6 bulan kami bersahabat, namun suatu hari, aku mencarinya dan menemukannya sedang duduk berdua dengan seorang cowok, Hans namanya. Hans adalah cowok yang selama ini aku taksir, dan aku pun mulai mencurigai hubungan antara mereka berdua.
Dari sini aku dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Ternyata Hans menyatakan cinta pada Sashi, namun Sashi menolaknya demi aku lalu ia pergi meninggalkan Hans yang terdiam.
Malam yang dingin itu, aku sempatkan menemani Sashi membeli hadiah untuk Hans. Di tengah perjalanan, ia menanyakan keadaanku karena aku memakai jaket tebal. “tidak apa, aku hanya kedinginan” jawabku. Sashi memang orang yang perhatian.
Setelah memilih berbagai macam barang, akhirnya kami menyepakati sebuah arloji. Setelah penjaga toko membungkus rapi kado itu, Sashi mengajakku makan ke sebuah resto Jepang kesukaannya. Ia sudah merindukan sushi, terpaksa juga aku menikmati hidangan itu.
Namun disela-sela makan, ia berkata bahwa ia akan kembali ke Jepang sekitar satu atau dua bulan lagi. Aku tersedak, kaget mendengar ucapannya itu. Katanya dia harus pindah karena pekerjaan papanya. aku masih tak yakin, tapi dari wajahnya aku tahu dia tak berbohong. Aku memeluk Sashi erat, ada yang membuncah dari dadaku, rasa kehilangan untuk kedua kalinya.
Waktu terus berlalu.. Tiba-tiba Hans mengangetkanku lalu mengulurkan tangannya dan arloji itu masih menggantung disana. “makan yuk, kamu lapar kan?” aku menggeleng.
Aku melirik sakunya, “apa itu?” tanyaku. “oh, ini promosi dari universitas”. “bukannya kamu ingin mengejar beasiswa ke Jepang?” sambungku. “itu kan dulu, sekarang aku nyaman disini, kan tidak kalah bagusnya” jelasnya.
Kami terdiam sampai suara bel memecah keheningan, kemudian Hans membukakan pintu rumahnya. Aku mencium wangi bunga sakura yang masih menjejak dalam ingatanku. Tetapi, didalam sana aku melihat Sashi memeluk Hans erat. Aku terpana, benarkah itu Sashi? Hatiku kembali berkecamuk, aku bingung, aku takut, tetapi tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
Ketika aku tersadar, aku melihat Hans dan Mamanya. Aku bertanya dimanakah Sashi? Hans menjawab bahwa Sashi memang kemari, tetapi karena aku pingsan ia hanya sempat menitipkan surat. Aku membacanya perlahan..
Sahabatku Audy. Omedetou ne!! Selamat!! Aku senang akhirnya kamu jujur pada perasaanmu sendiri, begitu juga Hans. Aku dukung kok. Maaf aku hanya singgah sebentar. Tapi jangan khawatir, Papa mengizinkanku untuk kuliah di kota ini lagi. Dan aku pastinya membutuhkan pertolongan kedia sahabatku disini. Kumohon Audy. Aku merindukanmu. Aku akan kembali. Maaf aku membuatmu pingsan. Mata ashita!
“Hans, kamu yakin?” tanyaku usai melipat surat itu.
“tentu Audy, Pergi atau kembalinya Sashi tak akan mempengaruhi perasaan ini lagi. Aku sangat menyayangimu”
“Terima kasih, loh, arloji kamu mana?”
“tidak perlu, bulan depan aku menunggu arloji baru darimu” Ia tersenyum.
Aku terharu, semangatku jadi baru. Sashi, Hans, terima kasih, aku menyayangi kalian...
Posted in :
cerpen
0 komentar: