“ahh! Kenapa harus lari keliling lapangan segala sih!!” teriak seorang gadis berambut hitam sebahu yang kini sedang menjalani hukuman yang diberikan oleh hikaru sensei karena ketahuan membaca komik di kelas. Sesekali terlintas cerita komik yang baru saja dibacanya itu.. ketika si cewek menangis karena merasa si cowok selalu baik kepada semua cewek di sekitarnya.. lalu ketika si cewek hendak pergi dari hadapan si cowok.. si cowok menggenggam pergelangan tangannya dan…
ciiittt..!!!! derit rem motor terdengar begitu nyaring di telinga risa. BRUKK!! Dia terjatuh. Dirinya yang kini terduduk di tanah melihat roda sepeda motor yang begitu besar. Kepalanya sedikit-sedikit mendongak ke atas dan kini seorang cowok berambut cokelat berada di hadapannya.
“cowok yang keren, seperti yang di komik XD pangerankuu <3 ” batin risa terpesona begitu melihat cowok ini.
“hei! Punya mata nggak sih!” bentak cowok itu.
Risa terkaget. Bayangan sang pangeran pun langsung lenyap dari hadapannya. Melihat risa yang hanya terdiam saja, dia membentaknya sekali lagi “sudah tak punya mata, tak punya telinga pula! Cih!!” cowok itu langsung menghidupkan sepeda motornya.
Tiba-tiba risa berdiri dan menarik tas cowok itu. “ seharusnya yang lihat jalan itu kamu kan?!” bentak risa balik seraya menghempaskan tas cowok itu. Sepeda motornya hampir saja oleng karena tarikan dan hempasan risa. Syukur saja cowok itu mempunyai tenaga yang kuat. “ dasar keras kepala!” cibir cowok itu seraya meninggalkan risa yang sedang kalap. Deru mesin motornya semakin lama semakin mengecil lalu hilang…
“punya mata nggak sih? Punya telinga nggak sih? Dasar keras kepala! Itu kamu tau!! Dasar cowok nggak tau malu!!!!” dengus risa kesal.
PRIIITT..!!!
“risa! Bukankah tadi sensei menyuruhmu keliling lapangan? Bukan berdiri di lapangan? Ne?! Cepat laksanakan hukumanmu!” teriak hikaru sensei dari tepi lapangan.
“ahh. Hai hai hikaru sensei” jawab risa lalu melanjutkan hukumannya..
………..
“dasar… hukumanku ditambah lagi.. capek banget!!” risa berjalan lesu ke arah kelasnya.
“risa!! risa!!!” baru saja risa sampai di depan kelasnya.. semua anak-anak cewek sudah berebutan keluar untuk menemui risa.
“sejak kapan aku jadi artis?” batin risa. Salah seorang cewek berhasil menerobos kerumunan yang berdesakan di pintu dan langsung berlari ke arah risa.
“hei.. nani?” tanya risa pelan. Hukuman itu benar-benar menguras tenaganya sampai suaranya pun malas untuk keluar. “kami melihat semuanya risa” kata cewek itu.
Arisa melihat ke arah pintu dan kini mereka semua pun terdiam. “nani? Melihat apa?” tanya risa lagi. “Kamu berbicara dengan yamada!!” teriak salah seorang cewek yang masih berada di kerumunan pintu. Keadaan benar-benar berubah, Kini semua mata tertuju pada risa. Bahkan siswa dari kelas lain pun kini menunggu jawabannya.
“yamada?” tanya risa bingung.
“yamada?! Kamu tidak tau yamada?!” cewek-cewek itu kini berteriak histeris.
Arisa hanya menggeleng, membuat semua cewek itu semakin histeris. “cowok yang naik motor tadi keluar dari gerbang mana?” tanya cewek yang ada dihadapan risa.
“hmm.. kalau tidak salah gerbang selatan” jawab risa polos.
“Sudah pasti!! Itu pasti yamada dari kelas artis!!” kini cewek itu pun ikut histeris seperti cewek lainnya.
Kelas artis ya? Emang sekolah ini ada kelas artis? Kok aku nggak tau? Ahh.. masa bodo batin risa.
“kalian diam deh.. capek banget teriak-teriak padahal dia aja nggak pernah ngubris” ujar risa cuek meninggalkan mereka semua.
“eh? Kamu mau kemana risa?” tanya salah seorang cewek.
“bolos” jawab risa singkat.
…………………
“mentang-mentang dia artis jadi dia sombong gitu? Mentang-mentang aku ketemu dia aku juga harus diwawancarain? Sial banget ketemu dia” omel risa selama ia naik tangga menuju atap.
BRAKK!
Terdengar suara pintu yang dibuka oleh risa. Segala kekesalannya terhadap cowok tadi dilampiaskannya pada pintu itu. Tapi ternyata.. ada seorang lagi yang ada disana.. cowok berkaos hitam dengan kemeja merah hati menoleh padanya begitu mendegar suara hempasan pintu. Wajah risa yang semula kesal kini bertambah kesal.
“hei anak kelas artis! Ngapain pakai acara bolos segala.? Mana seragam sekolahmu? Haha! Anak kelas artis apanya?!” cibir risa sambil berlalu disamping cowok itu.
Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibirnya.
“kasihan deh yang jadi artis.. kemana-mana di teriakin.. kemana-mana…” belum sempat risa melanjutkan kalimatnya, sebuah tangan besar kini mendekap mulutnya.
“ bisa diam nggak sih?!” bentak cowok itu.
PLAK!!
Risa menepis tangan itu dari mulutnya. “apaan sih! Kamu kira mentang-mentang kamu artis..” lagi-lagi belum sempat risa menyelesaikan kalimatnya tangan cowok itu membungkam mulutnya lagi.
“jangan sebut-sebut hal konyol seperti itu! Aku bukan artis!” jawab cowok itu lalu melepaskan tangannya.
“jadi kamu bukan yamada?” tanya risa bingung.
Bahu cowok itu berguncang-guncang tandanya ia sedang menahan tawanya.
“ yamada apanya?? Aku ini arioka, kami itu benar-benar berbeda.. hanya warna rambut saja yang sama” jawab cowok itu.
Blusshh
risa tersipu malu. Memang benar dia tidak mengingat wajah cowok yang bernama yamada itu, dan hanya mengingat warna rambutnya.
“ahh.. gomenasai.. aku memang tidak begitu mengingat wajahnya, maaf mengira kamu itu dia” risa meminta maaf seraya membungkukkan badannya.
“daijoubu” jawab cowok itu sambil menepuk bahu risa.
“ ahh.. gomen.. hajimamashite.. watashi mo namae wa risa Ashikaga desu” risa memperkenalkan diri.
“daiki arioka” balas nya sambil menjabat tangan risa.
“ahh yaa.. apakah kamu tidak sekolah arioka?” tanya risa.
“panggil daiki saja, tidak, universitas tempat aku kuliah sedang libur karena hari jadinya, jadi aku menyempatkan datang kesini” jawabnya.
“kuliah?? Aku benar-benar tidak menyangka kamu seorang mahasiswa da..daii..” risa agak merasa canggung untuk memanggil nama daiki.
“tidak apa, panggil saja daiki, bolehkah aku memanggilmu risa?” tanya daiki.
“bo.. boleh saja” jawab risa tersipu. “oh yaa.. mengapa kamu disini? Ini kan sma..” tanya risa yang masih penasaran.
“ 2 tahun yang lalu aku sekolah disini” jawab daiki.
“ahh.. aku masih bocah smp 2 tahun lalu, haha” ujar risa sambil sedikit tertawa.
“ memangnya sekarang kamu tidak bocah lagi?” jawab daiki sambil tersenyum nakal.
“sialan” risa menepuk bahu daiki dan mereka tertawa dengan leluasa bagai sudah kenal lama.
Tanpa mereka sadari.. dibalik sana ada seseorang yang melihat mereka..
0 komentar: