Cerita sebelumnya:
“oh yaa.. mengapa kamu disini? Ini kan sma..” tanya risa yang masih penasaran. “ 2 tahun yang lalu aku sekolah disini” jawab daiki. “ahh.. aku masih bocah smp 2 tahun lalu, haha” ujar risa sambil sedikit tertawa. “ memangnya sekarang kamu tidak bocah lagi?” jawab daiki sambil tersenyum nakal. “sialan” risa menepuk bahu daiki dan mereka tertawa dengan leluasa bagai sudah kenal lama. Tanpa mereka sadari.. dibalik sana ada seseorang yang melihat mereka..
“heii.. bagaimana kalau pulang sekolah ini kita karokean?” ajak salah seorang teman risa.
“hmm..” risa melirik arlojinya. “sepertinya bisa” jawab risa.
“maaf, dia tidak bisa” tiba-tiba seorang cowok berambut cokelat menarik tangan risa dan membawanya keluar kelas.
“YAMADA RYOSUKE?!!!” cewek-cewek itu langsung histeris melihat siapa yang ada di kelas mereka.
“hah?” risa hanya melongo. Lalu dia teringat dengan kejadian semalam. Namun belum sempat protes kini cowok itu sudah menggendongnya dan berjalan keluar sekolah.
“hei!! Apa yang kamu lakukan?! Jangan mentang-mentang kamu artis.. kyaa!!!” belum selesai risa menyelesaikan kalimatnya dia menjerit karena tiba-tiba yamada mempercepat larinya. “hei!! Pelan-pelan dong!!” teriak risa.
“berisik!” jawab yamada singkat jelas dan padat yang sukses membuat risa semakin kesal.
Tak berapa lama kemudian, yamada menurunkan risa.
“hei, kamu mau apa sih? Datang ke kelas orang terus pake gendong orang seenaknya” protes risa begitu turun dari gendongan yamada.
Yamada tidak mengubris omongan risa dan malah naik ke atas motornya.
“berisik. Cepat naik” perintah yamada.
pipi risa menggembung dan memerah menahan amarahnya. Tanpa dia sadari tangannya mengepal dengan sendirinya.
“cepat naik” tukas yamada.
risa berjalan ke depan sepeda motor yamada dengan langkah kesal.
“mau mu apa sih?! Kita nggak pernah kenalan! Tapi kamu asal menyuruhku sesuka hatimu! Memangnya aku ini budakmu apa?! Mentang-mentang kamu itu seorang artis dengan leluasa kamu memerintah orang biasa sepertiku! Namaku saja kamu pasti tidak tahu!” amarah risa meledak.
Yamada terdiam sejenak. Tiba-tiba dia menunduk dan menutup matanya. Suara tarikan dan helaan nafasnya begitu jelas terdengar di telinga risa. Ada sedikit penyesalan di hati risa karena telah membentaknya terlalu keras.
“padahal aku tidak bisa tidur semalam” gumam yamada pelan.
“hah? Nani?” tanya risa yang tidak begitu mendengar gumaman yamada.
“tidak penting, pokoknya sekarang kamu harus menemaniku belanja sesuatu” ujar yamada sambil menarik tangan risa.
“ eh..?! eh?! Kok aku?!” protes risa seraya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman yamada. namun yang namanya cewek pasti kalah kuat dari cowok, jadi percuma saja.
“iie.. daijobu, kamu saja” yamada menyandarkan dagunya ke motornya lalu mengerlingkan matanya.
“dasar playboy” ujar risa ketus.
“ayolah, lagi pula kamu mau kembali ke kelas? Bukankah kamu tidak menyukai pelajaran fisika?” bujuk yamada.
“eh? Kamu kok tahu?” risa kaget mendengar pernyataan yamada barusan.
“ryochan gitu loh” jawab yamada. blusshh!! Tiba-tiba kepala risa berdenyut.
Ryochan..ryochan..ryochan.. nama itu terus terngiang di telinga risa.
“hei! Daijobudesuka?!” teriak yamada begitu melihat risa seperti hendak pingsan.
“ahh. Daii. Daiijoo..”
BRUK!!
Risa ambruk dan semuanya menjadi gelap.
@Shinjuku Hospital
Bayangan pudar berwarna putih ditambah dengan cahaya lampu kini berusaha keras menerobos masuk ke dalam pupil mata risa.
“mmmmm” gumam risa sambil menyipitkan matanya.
Yamada yang sedari tadi terlelap disamping ranjang risa tiba-tiba terbangun.
“richaan.! richan.!” Yamada langsung menggenggam tangan risa seerat mungkin.
“mmmmhhh… dii..dimana??” ucap risa parau.
“kamu sedang di rumah sakit” jawab yamada lembut.
Kini mata risa sudah terbuka sepenuhnya, dia bisa melihat sekelilingnya dengan jelas, begitu pula yamada, kini yamada tengah duduk sambil menggenggam erat tangannya.
“kenapa aku bisa disini??” tanya risa.
“kamu tiba-tiba pingsan tadi siang” jawab yamada.
“ohh begitu, aku kenapa? kapan aku pulang? Apakah orang tuaku sudah tau aku disini?”
“kata dokter kamu hanya terlalu lelah, besok pagi kamu sudah bisa pulang, tetapi karena orang tuamu sedang di luar negeri, jadi mereka menyuruhku untuk menjagamu malam ini” jelas yamada.
“ohh begitu, kamu tidurlah disana, punggungmu pasti lelah tidur sambil duduk, lagian mataku masih terasa sangat berat” pinta risa sambil menunjuk sebuah sofa di samping jendela.
“baiklah, oyasumi” ucap yamada lalu beranjak ke tempat yang ditunjuk risa.
“oyasumi” balas risa.
Dan malam pun berlalu…
Sinar matahari kini menembus masuk kedalam ruangan tempat risa dirawat. Risa mempererat katupan matanya begitu seberkas cahaya menyiram wajahnya.
“mmmmhhh..” gumam risa pelan lalu membuka matanya.
“heii., sudah bangun risa? Ohayou” ucap yamada sambil mengikat tali tirai jendela.
“hmm, ha’i” risa mengangguk.
“kamu sudah bisa pulang hari ini, jadi berkemaslah” ujar yamada lalu berjalan ke arah pintu.
“mau kemana?” tanya risa.
“jadi kamu mau aku disini terus?” tanya yamada nakal.
“ahh.. tentu tidak. pergilah” ucap risa kesal lalu melempar bantal kepalanya ke yamada.
“haha, makanya jangan banyak tanya, cepat lah bersiap, aku menunggumu diluar” ujar yamada sambil tertawa lalu keluar dari dalam kamar.
……………
Pintu 206 terbuka perlahan. Seorang gadis berambut hitam mengeluarkan kepalanya, menoleh ke kiri dan ke kanan. Namun ia tidak menemukan apa yang dia cari.
Kemana dia? Bukankah katanya dia akan menunggu diluar? Batin risa kesal.
Pintu kembali tertutup dan kini risa berjalan menelusuri koridor rumah sakit itu.
Itu bocah kemana ya? Batin risa terus bertanya-tanya sampai akhirnya dia berpapasan dengan yamada.
“heii!! Kamu kemana saja? Aku mencarimu tau!!” protes risa begitu yamada menghampirinya.
“gomenasai.. aku ada keperluan sebentar” jawab yamada.
“oh begitu” balas risa sinis. “heii.. jangan marah dongg” bujuk yamada.
“kalau begitu cepat antar aku pulang, huhh.. syukur ini hari sabtu, jadi sekolah tidak belajar” jawab risa.
“ha’i. Shikasi.. apakah kamu tidak lapar? Sejak semalam kan kamu belum makan, ne?” ujar yamada.
“ahh.. hontou.. sou kamu mau menemaniku sarapan?” tanya risa dengan Pdnya.
“ ha’i” jawab yamada dengan yakin.
“okay, come on” sambung risa sambil menaikkan alisnya.
“haha, kamu sekarang pandai bahasa inggris ya” ujar yamada sambil mengacak-acak rambut risa lalu menarik tangannya.
Risa agak kewalahan menyamakan langkahnya dengan langkah yamada yang panjang. Tapi bukan itu permasalahannya.. jauh di lubuk hati risa.. masih terbesit satu pertanyaan yang masih membuatnya bingung. Tiba-tiba risa berhenti dan membuat yamada hampir jatuh ke belakang.
“hei risa, mengapa kamu berhenti?? Nani yatte n-no?” tanya yamada.
“yama, bolehkan aku bertanya sesuatu padamu?” tanya risa.
“nani?” tanya yamada bingung. Risa menunduk sejenak. Yamada semakin bingung dengan sikap risa sekarang.
“hei risa.. nani??” tanya yamada sambil membungkukkan badannya.
“sebenarnya apakah kamu sudah mengenalku sejak lama?” tanya risa pelan.
Yamada langsung kaget mendegar itu. Jantungnya berdegup kencang. Ingin rasanya berlari dari tempat itu, namun terlambat, risa kini menggenggam tangannya.
“tolong jawab yama.. jangan buat aku makin bingung” ucap risa dengan wajah yang masih menghadap kebawah.
“apakah itu perlu??” yamada melepaskan tangannya dan berlari meninggalkan risa.
“kenapa? kenapa kau pergi?? apakah kau tau sebagian dari hidupku?? Yama.. apakah kau..” risa tak sanggup membendung air matanya. Kini dia terduduk di koridor rumah sakit yang dinginnya menusuk tulang, kedua telapak tangannya terus menutup wajahnya yang berselimut air mata. Tiba-tiba bayangan akan masa lalunya merasuki pikirannya, sebagian hidupnya yang sempat hilang kini terkuak kembali. Siapakah yamada sebenarnya???
0 komentar: