とき (Toki) Bila.. Part 4

Posted by : Viechan Qiouppy
Kamis, 19 Juli 2012


Genre              : Romance, Sad
Rating             :  14+
Cast                 : Yamada Ryosuke, Ashikaga Risa, Arioka Daiki, Shida Mirai

cerita sebelumnya: Mirai terus menceritakan kebiasaan-kebiasaan mereka sewaktu kecil. Awalnya risa begitu antusias mendengar cerita mirai, namun setelah berapa lama, pikirannya terusik satu pertanyaan.

“mengapa  dalam cerita mirai tidak ada nama yamada? bukankah dia juga bagian dari masa laluku?” batin risa.




“hei. daijobudesuka?” tanya mirai begitu melihat risa tak berkonsentrasi lagi.

“go.. gomenasai mirai.. aku hanya kepikiran sesuatu” ujar risa.

“sorehanandesuka?” tanya mirai

“iie, aku hanya berpikir, apakah yamada juga teman masa kecil ku dulu.. dia sangat mengetahui segalanya tentangku, tetapi dalam ceritamu, satu pun tak ada nama yamada maupun ryosuke” ujar risa.

“tunggu.. kalau tidak salah nama keluarga yang membeli rumah kami itu adalah yamada.. astaga. Kok aku tidak kepikiran yaa” ucap mirai sambil menempelkan telapak tangannya di pipinya.

“eh?? Hontou?” teriak risa.

Seketika semua pasang mata tertuju pada mereka berdua. Menyadari kekonyolannya, risa berdiri dan meminta maaf kepada semua tamu.

“hehe.. gomenasaii” ucapnya sambil menunduk

“jadi bagaimana kalau itu  memang keluarga yamada ryosuke?” ujar risa setelah duduk kembali.

“aku pastikan dulu” jawab mirai

“ke orang tuamu?” tanya risa

“iie” mirai menggeleng pelan

“sou?” risa mengerutkan keningnya

“pacarku” jawab mirai dengan pipi bersemu

“hah?? Kok ke pacarmu?” teriak risa lagi.

Kali ini para pengunjung tidak mempedulikan teriakan risa lagi, sepertinya mereka sudah maklum.

“kamu kenal arioka daiki??” tanya mirai

“hah?? Daiki pacarmu??!” teriak risa. “ahh.. gomenasai aku memanggil nama depannya” 
sambung risa begitu sadar dia memanggil nama ‘daiki’

“haha, daijobu, yamada sudah menceritakan semuanya padaku” ucap mirai

“hah?? Nani?? Cerita apa?” tanya risa penasaran

“Kata yamada dia melihatmu bersama daiki berduaan di atap, mendengar itu aku langsung emosi dan ingin melabrakmu, tetapi yamada menceritakan semua percakapanmu dengan daiki, juga ketika kamu mengira daiki itu yama dan memarahinya, mendengar itu aku tidak jadi marah dan malah tertawa sampai perutku sakit” jelas mirai dengan semangat.

“hah? Kok yama bisa tau semua?” tanya risa heran.

“sebenarnya dia juga sedang bolos dan tidur-tiduran di atap” jawab mirai

“pantas saja aku merasa ada hawa-hawa panas, tapi yang kena malah daiki deh” ucap risa sambil tertawa.

“haha, ha’i” mirai pun ikut tenggelam dalam tawa risa.

“eh.. tapi kenapa daiki bisa tau tentang yamada?” tanya risa

“katanya sih mereka itu sepupu, akrab banget, jadi saling curhat gitu deh” jawab mirai

“sou ne..” risa menggangguk tanda mengerti. “eh! Tapi email pertama, kedua, dan ketigamu benar-benar sangat menyeramkan” sambung risa, sukses membuat mirai tertawa sampai memegangi perutnya.

“ahahaha!! Itu hanya sekalian untuk menjahilimu” jawab mirai, dia terus tertawa sampai sebuah cubitan mendarat di lengannya. “awww!” teriaknya.

“hahaha.. balasan atas kejahilanmu” ucap risa sambil menjulurkan lidahnya.

Mirai melirik arlojinya. “gawat, aku harus bertemu managerku, aku permisi dulu risa” pamit mirai sambil berdiri.

“ha’i.. douzo” ucap risa.

“arigatou.. mata ashita” mirai pun pergi sambil setengah berlari dengan HP yang terus menempel di telinganya.

“kalau begitu aku juga pulang” putus risa.

WUSSHH!!!

Angin sore itu membuat rambut hitam risa kusut dan berantakan. Sesekali risa menggosok kedua telapak tangannya untuk menghangatkan tubuhnya. Tanpa disadarinya, di depannya ia melihat 2 orang anak kecil. Anak laki-laki itu terus menangis sambil memeluk gadis kecil yang berada dalam pelukannya. Gadis itu terkulai lemas dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya.

DEG! Jantung risa serasa berhenti berdetak. Tak ada seorang pun yang mau menolong kedua anak itu. Anak laki-laki itu kemudian menjerit. “risa!!! Bangunlahh!!” kemudian dia semakin memperat pelukannya. Tiba-tiba 2 buah batu berbentuk setengah hati terlepas dari genggaman anak laki-laki itu.

“ri…risa?” gumam risa. Risa berlari ketempat anak itu berada, namun tiba-tiba mereka lenyap. “ke.. kemana mereka??” risa merasakan sakit kepala yang amat menyiksanya. Matanya berkunang-kunang dan semuanya menjadi gelap.
……………….
Aku dimana?? Kenapa semuanya gelap?? Apakah aku sudah mati???

Mata risa perlahan-lahan mulai terbuka. “o..okasan” gumam risa. 

“risa!! Kamu sudah sadar? Syukurlah!” mama risa memeluknya dengan linangan air mata.

“na..nani yatte n-no?” lirih risa.

“kamu ditemukan pingsan di jalan risa, apa yang terjadi?? Kata dokter kondisi badanmu baik-baik saja” ujar mamanya.

“wakana..” jawab risa

“oh ya, mama mau memberika sesuatu padamu” ucap mamanya sambil mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

“ba.. batu ini?!” wajah kaget kini terlukis di wajah chubby risa. “siapa yang memberikannya okasan?” tanya risa.

“anak laki-laki yang bernama ryosuke” jawab mamanya.

BUSSHH!!

Kepala risa kembali berdenyut. “oo..okasann” gumamnya.

“risa!! Risa!! Apa yang terjadi?!!” teriak mamanya. Namun sayang, risa sudah terlanjur tak sadarkan diri.

**Flashback On
“huaa!!!” tangis risa pecah begitu anak cowok itu mengacak-acak rambut panjangnya.
“heii!! Apa yang kalian lakukan?!!” teriak yamada kepada 3 anak cowok yang mengganggu risa.
“apa pedulimu??” jawab salah seorang anak itu.
“jika kalian memang cowok sejati, jangan mengganggu anak cewek dong!” teriak yamada lagi.
Kini anak-anak cowok itu berjalan ke arah yamada. yamada mulai ketakutan dan berjalan mundur, namun sayang, dibelakangnya ada tembok yang menghalang. Risa yang melihat itu hanya bisa menangis dan menutup matanya. Dia ketakutan..
“mau lari kemana kamu bocah? Haha!” ucap cowok yang paling gemuk diantara mereka. Sepertinya dia adalah ketua dari mereka.
Yamada tetap bungkam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya sampai sebuah pukulan keras menghantam pipinya 
“AWWWW” teriak yamada kesakitan. Anak-anak itu lalu meninggalkan yama dengan tawa puas. 
“heii kamu tidak apa?” tanya risa sambil membantu yama berdiri. 
“sa..sakitt” keluh yama sambil memegang pipinya. 
“gomenasai.. gara-gara aku pipi kamu jadi lebam begitu” sesal risa. 
“daijobu, aku hanya perlu mengompresnya dengan es batu” jawab yama lalu berdiri. 
“datanglah kerumahku, ibuku bisa mengobatinya” usul risa. 
“ha’i, lagipula orangtuaku sedang berkunjung kerumah tetangga” jawab yamada. 
“kamu orang baru?” tanya risa lagi. “ha’i” yama mengangguk 2 kali. 
“baiklah, kalau begitu aku akan membawamu berkeliling komplek ini sebagai balas budi telah menolongku” ujar risa. 
“arigatou, ah.. kita belum kenalan” ucap yamada. 
“ahh.. ha’i.. hajimemashite.. watashi no namae wa Risa Ashikaga desu, 6 sai desu, anata wa?” risa memperkenalkan dirinya. 
“watashi wa Ryosuke Yamada desu, 6 sai mo desu” balas yamada. 
“baiklah yamada, yuk” ajak risa. 
“kemana?” tanya yamada. 
“ke rumah ku lah” jawab risa. 
Yamada hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
………………
“youkoso (selamat datang)” ucap risa ketika sampai dirumahnya. 
Yamada hanya terdiam di tempatnya sambil memandang sebuah rumah. 
“hei. Nani?” tanya risa lalu ikutan melihat rumah yang dilihat yamada. 
“itu kan rumahku” jawab yamada. 
“hah?? Hontou?? Wahh.. berarti tetangga baru kami itu adalah kamu” ujar risa senang. 
“ha.. ha’i” jawab yamada dengan senyum yang amat lebar. 
“douzo” risa mempersilahkan yamada masuk. 
“arigatou..” ucap yamada begitu masuk ke dalam rumah risa. 
“ha’i.. douitashimashite” jawab risa.
3 tahun berlalu..
“heii ryochan!! Sini deh!!” teriak risa. 
“nani yatte n-no richan?” tanya yama sambil berlari dengan tergesa-gesa. 
“lihat! Aku menemukan ini” ucap risa sambil menunjukkan barang yang ditemukannya. 
“batu?” tanya yama bingung. 
“ini bukan batu biasa” ujar risa sambil mengambil sesuatu dari kantongnya. “ini dia pasangannya” risa menyatukan kedua batu itu dan sekarang batu itu membentuk sebuah hati yang sangat cantik. 
“waahh” yamada menganga, takjub akan barang temuan sahabatnya itu. 
“ini untuk kamu satu” risa memberikan salah satu batu itu untuk yamada. 
“eh?? Bukankah lebih bagus jika mereka disatukan saja?” ucap yamada. 
“ya, mereka akan bersatu 10 tahun lagi, karena itu, kamu harus menjaganya baik-baik” jawab risa. 
Tiba-tiba pipi yamada bersemu merah. 
“m.. maksudnya?” yama sangat grogi menanyakan itu. 
“coba pikirkan sendiri” jawab risa nakal. Yamada terdiam. 
“heii.. ini batunya” risa meletakkan batu itu dalam kepalan tangan yamada. “berjanjilah kamu akan menjaga batu ini sampai 10 tahun lagi” ujar risa sambil mengacungkan jari kelingkingnya. 
“janji?” kata risa. 
Yamada mengangkat tangannya dan mengaitkan kelingkingnya ke kelingking risa. “janji” ucapnya yakin. 
“kalau begitu, bagaimana kalau kita ukir nama kita dibatu ini” usul risa. 
“ide bagus” yama menyetujui usul risa. 
“nah.. yang batu bertuliskan nama ryosuke untukku dan yang risa untukmu” risa memberikan batu yang bertuliskan namanya pada yamada. 
“arigatou” ucap yamada. “douita” balas risa.
WHUSHHH!!! 
Tiba-tiba angin kencang datang dan menerbangkan topi yang dipakai yamada. 
“ahh.! Topiku!” teriak yamada lalu berlari mengejarnya. 
“RYOCHAANN!! Awaass!!!” teriak risa lalu mendorong yamada.
Seorang gadis kecil berlumuran darah kini tengah berada dalam pelukan seorang anak laki-laki yang terus menangis memanggil namanya. “RICHAAAANNN!!!!!” teriak yamada dan terus memeluk erat risa yang tergeletak lemas. Orang-orang yang melihat itu langsung berlari ketempat ryosuke lalu membawa risa kerumah sakit.
…………
“risaa..!! risaa!!” yamada terus menangis didepan ruang UGD. 
Kenapa hanya gara-gara topi aku harus kehilangan risa..!! kenapa tidak aku saja! Kenapa risa menolongku!! Tuhan.. selamatkanlah risaa Yamada terus merutukinya dan tak henti-hentinya berdoa. 
Tak lama kemudian orang tua risa datang dengan linangan air mata. “risaaa..” lirih mama risa dengan suara parau. Papa risa tak henti-hentinya berusaha menabahkan hati istrinya. “ma.. sabar maa.. kita doakan supaya risa selamat” kalimat itu terus diucapkan oleh papa risa, membuat yamada semakin merasa bersalah.
Tiba-tiba seorang lelaki berjas putih keluar dari ruang UGD.
“keluarga risa?” ucapnya. 
“yaa.. kami” jawab papa risa. Mama risa masih saja terisak. Yamada langsung berdiri. 
“gadis itu selamat, syukurlah dia dibawa kesini tepat waktu” ujar dokter itu. 
“Syukurlah..” papa risa menghela nafas lega. Begitu pula dengan istrinya. Tangisannya sudah berhenti. Yamada langsung mengucap syukur beribu-ribu kali, doanya dikabulkan oleh Tuhan. 
“tapi dia belum sadarkan diri, dia masih butuh istirahat” sambung dokter itu. Orangtua risa hanya mengangguk.
Setelah hari itu.. yamada terus menjenguk risa ke rumah sakit. Namun walaupun sudah hari kelima, risa tetap belum sadarkan diri, tetapi dia masih bernafas dengan normal meski dibantu dengan alat pernapasan. 
“heii richan.. sadarlah.. aku akan  terus menunggumu” ujar yamada sambil menggenggam erat tangan risa. 
Keesokan harinya yamada pergi kerumah sakit lagi dan risa masih belum sadarkan diri. 
“hei richan, aku datang lagi, hari-hari tanpamu benar-benar membosankan, cepatlah sadar” ucap ryosuke sambil mendekap tangan risa dalam kedua tangannya. Perlahan-lahan mata risa mulai terbuka..
“rii richan?!!” teriak yamada kaget bercampur senang. 
“di..dimana?” ucap risa lirih. 
“kamu dirumah sakit richan” jawab yamada. 
“kamu siapa?” tanya risa. 
Yamada begitu syok sampai lututnya terasa lemas. 
Namun ia langsung bangkit dan bergerak ke ranjang risa. 
“aaaa.. aku ryoo..” belum selesai yamada menyelesaikan kalimatnya risa sudah tak sadarkan lagi. Yamada menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka risa akan kehilangan ingatannya, juga tentangnya.
……..
“permisi.. ohayou!” papa risa mengetuk pintu rumah yamada. 
“ahh.. ha’i.. ohayou..” balas seseorang sambil membuka pintu. “ahh.. pak ashikaga dan bu ashikaga, douzo” ucap bu yamada mempersilahkan orangtua risa masuk. 
“iie, kami kesini hanya untuk pamit, kami akan berangkat ke tokyo karena saya harus pindah tugas” jelas  papa risa. 
“hontou? Bagaimana dengan risa?” tanya bu yamada. 
“ dia akan ikut bersama kami, lagian dia sudah sadar, kalau begitu kami permisi, soalnya pesawatnya akan berangkat siang ini” ujar papa risa. 
“ah.. ha’i.. semoga selamat sampai tujuan” balas bu yamada. 
“arigatou” ucap papa dan mama risa.
……….
“tadaima!! Okasann.. apakah risa sudah ada dirumahnya?” tanya yamada begitu sampai dirumah. 
“ahh ryosuke.. mereka akan berangkat ke tokyo” jawab ibunya. 
“hah?! Hontou?! Kapan?!” yamada begitu kaget. 
“tadi siang jam 1” jawab ibunya. 
Yamada langsung melirik arlojinya. 
“sial.. sudah jam 2” decak yamada dan langsung berlari ke kamarnya dan membongkar laci tempat tidurnya.
 “richan.. aku pasti akan menjaga kedua batu ini” ucap yama sambil menggenggam kedua batu berbentuk hati itu di dadanya.
**Flashback Off

0 komentar:

Copyright © 2012 山田 涼介's | Another Theme | Designed by Johanes DJ